Wednesday, March 31, 2010

TODAY's THORN....... IS TOMORROW's FLOWER


Once there was a man who asked Allah for a flower.....and a butterfly. But instead Allah gave him a cactus......and a caterpillar. The man was sad, he didn’t understand why his request was mistaken.

Then he thought:
Oh well, Allah has too many people to care for...
And decided not to question.

After some time, the man went to check up on his request that he had left forgotten.

To his surprise, from the thorny & ugly cactus a beautiful flower had grown.
And the unsightly carterpillar had been transformed into the most beautiful butterfly.

Allah always does things right!

His way is ALWAYS the best way,
even if to us it seems all wrong.

If you asked Allah for one thing & received another, TRUST.
You can be sure that He will always give you what you need at the appropriate time.

What you want...
....is not always what you need!

Allah never fails to grant our petitions, so keep on going for Him without doubting or murmuring.

Today’s THORN...
Is tomorrow’s FLOWER!

ALLAH GIVES THE VERY BEST TO THOSE WHO LEAVE THE CHOICES UP TO HIM!

Monday, March 1, 2010

Lagenda Puteri Hijau.



Gegunung di Istana Maimon yang mirip kepada gegunung Bukit SiGuntang  

Menurut legenda, di zaman dahulu kala di Kesultanan Deli Lama kira-kira 10 km dari kampung Medan, di Deli Tua sekarang pernah wujud tiga orang anak raja bersaudara. Dua orang putera dan seorang puteri.Putera yang tua bernama Mambang Yazid, yang kedua Puteri Shah Zatul Zamrud dan putera ketiga bernama Mambang Khayali.

Puteri ini sering bermain-main di taman istana, dan di kala bulan mengambang akan terpancar lah cahaya hijau bergemerlapan dari tubuh badannya.Cahaya ini dapat dilihat oleh rakyat jelata dan masyurlah nama Puteri Shah Zatul Zamrud ini di merata tempat dari Aceh hingga ke ujung utara Pulau Jawa dan digelar PUTERI HIJAU.

Sultan Aceh telah jatuh hati pada puteri itu dan melamarnya untuk dijadikan permaisurinya. Malangnya peminangan Sultan Aceh itu ditolak oleh kedua saudara laki-laki Putri Hijau. Sultan Aceh sangat marah karena penolakannya itu dan menganggapnya sebagai satu penghinaan terhadap dirinya, seorang raja yang berkuasa. Maka di isytiharnyalah perang diantara kesultanan Aceh dan kesulatanan Deli.
Peperangan pun meletus dengan hebatnya. Berminggu-minggu tentera Deli bertahan hingga habis bekalan makanan. Rakyat menjadi lemah dan keletihan.

Melihatkan keadaan sebegini, tentera Aceh membuat helah, di bedilnya syiling emas ke tanah Deli dan memandangkan ratusan syiling emas yang bertaburan, rakyat Deli menjadi gelap mata dan meninggalkan kubu masing-masing unutk mengutip wang syiling emas tersebut.

Benteng pertahanan sudah semakin lemah. Menurut lagenda,melihatkan kekalahan mula terbayang di mata, adinda Puteri Hijau , Mambang Khayali, dengan ilmu kebatinan yang ada padanya telah menjelmakan dirinya menjadi sebatang MERIAM dan terus membedil benteng pertahanan Aceh sedaya upayanya.Meriam membedil tanpa henti dan akhirnya terputus dua kerana kepanasan yang amat sangat.

Mambang Khayali yang menjelma menjadi meriam itu, meledak terputus dua,bahagian belakangnya terlontar ke Labuhan Deli dan bagian depannya kedataran tinggi Karo, kira-kira 5 km dari Kabanjahe.

Kesultanan Deli Lama mengalami kekalahan dalam peperangan itu.Mambang Yazid, lantas menjelmakan dirinya menjadi seekor ular naga dan mengundurkan diri melalui satu terusan air lalu terus masuk ke dalam Sungai Deli disatu tempat yang berdekatan dengan Jalan Putri Hijau sekarang ini.. Arus sungai membawanya ke Selat Malaka dari tempat ia meneruskan perjalanannya yang terakhir di ujung Jambo Aye dekat Lok Seumawe, Aceh.

Putri Hijau ditawan dan hendak dibawa ke Aceh. Sebelum dibawa pergi Puteri Hijau meminta agar dirinya di letakkan didalam sebuah peti kaca. Alasannya agar dia tidak disentuh oleh sesiapapun sebelum menjadi Permaisuri Aceh.Peti kaca itu pun dimuatkan didalam kapal dan barulah dibawa belayar ke Aceh.Ketika kapal sampai di ujung Jambo Aye, Putri Hijau meminta agar diadakan satu upacara untuknya sebelum peti diturunkan dari kapal. Beliau meminta agar disediakan bertih dan beberapa biji telur ayam. Permohonan tuan Putri itu dikabulkan.

Puteri Hijau memulakan upacara dengan menabur bertih dan membuang telur -telur tersebut ke laut. Mulut nya membaca sesuatu sambil matanya merenung tajam ke arah perairan, seolah-olah memanggil sesuatu atau seseorang.Tiba-tiba terhembuslah angin ribut yang amat dahsyat disusuli oleh gelombang-gelombang yang sangat tinggi. Dari dalam perairan muncul abangnya yang telah menjelma menjadi ular naga dan dengan menggunakan rahangnya yang besar itu, diambilnya peti tempat adiknya dikurung, lalu dibawanya masuk terus ke dalam laut.Ghaiblah kedua beradik ini, hilang kedalam dasar lautan....terus ke Selat Melaka...

Legenda ini sampai sekarang masih terkenal dikalangan orang-orang Deli dan malahan juga dalam masyarakat Melayu di Malaysia. Di Deli Tua masih terdapat bekas-bekas runtuhan benteng dari Puri yang berasal dari zaman Putri Hijau, sedangkan sisa meriam, penjelmaan adinda Putri Hijau, dapat dilihat di halaman Istana Maimoon, Medan.

Kelihatan sebuah lubang yang terdapat di sisi meriam.Apabila diletakkan telinga kita pada sisi lubang meriam, kita dapat mendengar sesuatu bunyi. Ada pengunjung yang terdengar bunyi air, angin, ataupun Gendang Karo. 

Wallahu'alam...